Jumat, 23 November 2012

Identifikasi Makroalgae di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan


LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH

STUDI LAPANGAN PENGAMATAN ALGA
DI PANTAI KONDANG MERAK

Dosen Pembimbing:
Drs.Sulisetitjono,M.Si
Ainun Nikmati Laily,M.si


Oleh :

Siti Na’imatun Niswah
11620066

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Laut Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam. Salah satunya yaitu algae. Algae merupakan tumbuhan thallophyta yang belum dapat dibedakan antara batang, daun maupun akarnya(Taylor. 1960).
Alga memiliki beberapa karakteristik  yang  juga dimiliki oleh tumbuhan saat ini seperti pigmen klorofil. Alga secara morfologi dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu mikroalga (alga dengan ukuran mikroskopis) dan makroalga (alga yang berukuran makro). Namun, secara spesifik bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang (Soeratman. 1999).
Jika kita berkunjung ke sebuah pantai, sering kita jumpai di bibir pantai seperti rumput. Itulah yang disebut dengan algae, tepatnya alga yang berjenis makro. Algae banyak tersebar diseluruh laut Indonesia dan algae yang ada di Indonesia banyak jenisnya dan masing- masing memiliki ciri-ciri yang berbeda baik morfologi, habitat maupun anatominya. Beberapa jenis algae bernilai ekonomis. Algae dapat dibidudayakan di laut dan dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, bahan pembuatan agar-agar, bahan pembuatan kosmetik, dan lain sebagainya.
Berdasarkan deskripsi diatas, untuk mengetahui berbagai macam makroalga yang berada di air laut, diperlukan adanya penelitian (pengamatan) lebih lanjut, untuk mengetahui jenis spesiesnya  beserta masing-masing ciri-cirinya, oleh karena itu perlu di adakannya KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ini, guna mengetahui berbagai macam jenis-jenis makroalga yang ada di perairan air laut, khususnya di perairan pantai selatan Kondang Merak Jawa Timur, selain itu agar mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi dan membedakan baik ciri–ciri mofologi (penampakan luar) maupun hababitatnya secara langsung.
1.2  Tujuan
Tujuan dilakukannya Kuliah Kerja Lapangan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis keanekaragaman makroalga yang berhabitat di zona pasang-surut Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.

1.3  Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Pengetahuan tentang dunia laut.
2.      Memanfaatkan pembudidayaan botani di laut.
3.      Informasi bagi para produsen tentang dunia laut.
4.      Dapat mengetahui habitat dan cara hidup makroalga secara langsung.
5.      Dapat mengetahui dan membedakan berbagai macam jenis-jenis makroalga beserta ciri-cirinya.


BAB II
METODOLOGI
           
1.1  Waktu
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dilakukan pada hari Kamis-Jumat tanggal 15-16 N0vember 2012.

1.2  Tempat
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dilakukan di zona pasang-surut pantai Kondang Merak, Malang Selatan.

1.3 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian  ini adalah:
1.      Plastik
2.      Kamera digital
3.      Ice box
4.      Alat tulis

4.2.2        Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Algae
2.      Ice
3.      Air di Pantai Kondang Merak

1.3  Cara Kerja
Langkah-langlah kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Dikunjungi pantai selatan Kondang Merak.
2.      Dicari makroalga dengan terjun langsung ke pantai ketika keadaan surut.
3.      Diambil makroalga berbagai macam spesies yang sudah tidak menempel dengan holdfastnya.
4.      Dimasukkan alga yang diperoleh ke dalam kantong plastik.
5.      Diawetkan alga dalam ice book.
6.      Diawetkan alga yang telah diperoleh ke dalam toples herbarium basah
Dengan cara sebagai berikut :
6.1  Direndam makroalga didalam larutan fiksatif  berupa asam asetat glasial 5 ml, formalin 10 ml, alcohol 80% 50 ml dan telah di tambahkan larutan tembaga sufat berupa tembaga sulfat 0,2 gram, aquades 35 ml. Perendaman dilakukan selama 48 jam.
6.2  Diisi toples dengan alkhohol 70% (sebagai pengawet).
6.3  Dimasukkan makroalga kedalam toples.
6.4  Diamati makroalga dan diidentifikasi makroalga
6.5  Diberi label pada toples.




BAB III
PENGAMATAN
3.1 Ulva lactuca
      3.1.1 Gambar
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur





                                                                                                     

(Ciremai. 2008).

3.1.2 Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisio Clorophyta
Kelas Ulvaphyceae
Ordo Ulvales
                Famili Ulvaceae
                                Genus Ulva
                                                Spesies Ulva lactuca
                                                                               (Ciremai. 2008).                               


3.1.3 Pembahasan
  Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada hari Sabtu 17 November 2012  pukul  09.00 WIB di laboratorium Ekologi lantai dasar fakultas sains dan teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang  Jawa Timur, terhadap spesies  makroalga  jenis Ulva lactuca diperoleh data sebagai berikut  : bahwasannya Ulva lactuca mempunyai bentuk seperti selada yang bergerombol dan memiliki warna yang menarik jika di pandang yaitu warna hijau muda , Ulva lactuca  ini memiliki habitat di daerah pantai, tubuhnya berbentuk talus, talus yaitu suatu tumbuhan yang belum bisa diketahui secara jelas akar, batang dan daunnya.  Bentuk talus yang dimiliki oleh Ulva lactuca ini yaitu lembaran atau helaian, dikarenakan memiliki bentuk talus seperti lembaran atau helaian, talusnya mempunyai stuktur yang tipis seperti kertas serta licin,  tepian dari talusnya halus dan agak bergelombang,  selain itu spesies jenis ini juga memiliki tempat menempel pada batu karang atau substrat  sebagai tempat dia bertahan hidup , tempat mempel ini biasa disebut dengan holdfast, pada bagian holdfast ini biasanya talus pada Ulva lactuca ini mempunyai warna yang agak lebih gelap. Ulva lactuca  memiliki susunan tubuh berupa follaccus atau perlenlsmantis (filament yang pembelahan sel vegetativenya tejadi lebih dari satu bidang).
Menurut (Sulisetijono, 2009) alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus (uniselular dan multiselular), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya tersusun dari banyak sel .
Bagian-bagian rumput laut secara umum terdiri dari holdfast yaitu bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat dan thallus  yaitu bentuk-bentuk pertumbuhan rumput laut yang menyerupai percabangan. Tidak semua rumput laut bisa diketahui memiliki holdfast atau tidak. Rumput laut memperoleh atau menyerap makanannya melalui sel-sel yang terdapat pada thallusnya  (Juneidi, 2004).
Menurut (Tjitrosoepomo, 1998) Alga hijau (Chlorophyceae) termasuk  dalam divisi Chlorophyta. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan b, karotin dan xantofil, violasantin, dan lutein.  Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil  asimilasi berupa tepung dan lemak. Hasil asimilasi beberapa amilum, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin.
Menurut (Soeratman. 1999) Ulva merupakan salah satu jenis alga yang dalam bahasa orang awam disebut sebagai "selada laut". Nama itu diberikan karena penampilannya yang sepintas memang mirip selada. Ulva sendiri sebenarnya merupakan nama salah satu genus alga anggota filum Chlorophyta (alga hijau). Ada 5 spesies yang termasuk dalam genus Ulva : Ulva pertusa, Ulva fasciata, Ulva rigida, Ulva linza, dan Ulva lactuca. Semua anggota genus Ulva memiliki ciri khusus berupa daun hijau dengan bentuk melebar mirip selada dan bagian mirip tangkai yang berfungsi sebagai tempat melekat ke substrat.
  Menurut (Verbruggen.2005) Ulva lactuca merupakan tanaman makroalga dari devisio chlorophyta, Ulva lactuca hampir menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, warnanya hijau, helaian dan tepi bergelombang, tipis seperti kertas. Susunan tubuhnya follacus atau perlenlsmantis (filament yang pembelahan sel vegetatifnya terjadi lebih dari satu bidang).
Menurut (Juneidi,  Rahman 2004) Ulva lactuca memiliki thallus tipis bentuk lembaran licin warna hijau tua tepi lembaran berombak. Thallus warna gelap pada bagian tertentu terutama dekat bagian pangkal karena ada sedikit. Tumbuh melekat pada substrat karang mati di daerah paparan terumbu karang di perairan dangkal dengan kedalaman 0,5 - 5 m dan dapat hidup pada perairan payau.
Ulva lactuca, ganggang hijau, adalah spesies dari genus Ulva. Ia menempel di batu. Ia berwarna hijau ke hijau gelap. Chlorophyta ini adalah alga berbentuk lembaran yang terdiri atas dua sel. Ulva, di antara ganggang hijau lainnya, sangat subur di area di mana ada banyak nutrisi tersedia (Aslan, Sujono. 1991).
Ulva bereproduksi secara seksual dengan cara menghasilkan spora. Prosesnya cukup unik karena Ulva menghasilkan tanaman haploid (berkromosom tunggal/n) dan diploid (berkromosom ganda/2n) secara bergantian. Tanaman dewasa dengan gen diploid memproduksi spora haploid melalui pembelahan meiosis. Spora tersebut selanjutnya akan tumbuh menjadi tanaman dewasa jantan & betina yg masing-masing haploid. Kedua tanaman yang berbeda kelamin tersebut pada masa reproduksinya akan melepas gamet haploid kelaut & dalam prosesnya, kedua gamet tersebut akan bergabung membentuk spora diploid. Spora diploid itu lalu menempel ke substrat yang keras dan tumbuh menjadi tanaman diploid untuk kemudian mengulangi proses di atas ketika mencapai kematangan seksual (Juneidi,  Rahman 2004).
Ulva tersebar di berbagai wilayah perairan dangkal di seluruh dunia, terutama di wilayah pantai berbatu-batu. Mereka sejauh ini sudah ditemukan di Eropa, seluruh Benua Amerika, Kepuluan Karibia, Afrika, kepulauan di Samudera Hindia, Asia timur hingga selatan, Australia, dan Selandia Baru (Aslan, Sujono. 1991).
Menurut (Ciremai. 2008) Ulva oleh para ahli dianggap sebagai sumber makanan yang sehat bagi manusia. Hal tersebut karena sebagai salah satu anggota dari rumput laut, Ulva mengandung serat sehingga memakan Ulva dalam jumlah besar membantu memperlancar pencernaan orang yg memakannya. Ulva juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Hal tersebut merujuk pada fakta bahwa Ulva yang dikeringkan mengandung 18,7% air, 14,9% protein, 0.04% lemak, 50.6% gula tepung, dan 0.2% serat. Adapun vitamin dan mineral yang ada dalam Ulva antara lain vitamin A (jumlahnya sama dengan yg terkandung dalam kubis), vitamin B1, vitamin C, serta iodin (jumlahnya 31 ppm).





3.2           Caulerpa racemosa
3.2.1 Gambar
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur

 






(Ciremai. 2008).

3.2.2 Klasifikasi
           Kingdom Plantae
                       Divisio Chlorophyta
                                   Kelas Chlorophyceae
                                               Ordo Caulerpales
                                                           Famili Caulerpaceae
                                                                       Genus Caulerpa
                                                                                   Spesies Caulerpa racemosa
                                                                                      (Ciremai. 2008).
                                

3.2.3 Pembahasan
                       Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan mengenai makroalga jenis Caulerpa racemosa di dapatkan hasil sebagai berikut yakni : Spesies jenis Caulerpa racemosa ini mempunyai bentuk susunan tubuh yang terdiri dari talus berbentuk unik mirip seperti buah anggur berwarna hijau jika di amati secara sekilas, dikarenakan spesies ini temasuk kedalam divisio Chlorophyta. Selain itu makroalga jenis Caulerpa racemosa ini termasuk kedalam jenis makroalga yang mempunyai talus berbentuk bulat atau silindris, karena pada bagian tubuhnya terdiri dari bulatan-bulatan kecil yang berbentuk bulat, keunikan lain  pada makroalga jenis Caulerpa ini yaitu pada setiap talusnya memiliki cabang utama yang berupa axis/stolon sehingga pada spesies jenis Caulerpa racemosa ini  dimasukkan sebagai bangsa siphonales (stolon berbentuk seperti pipa). Pada makroalga jenis ini juga memiliki holdfast yang berfungsi sebagai tempat dia menempel kepada suatu substrat holdfast pada Caulerpa racemosa ini terletak menyebar di seluruh axis atau stolonnya. Biasanyanya spesies jenis Caulerpa racemosa ini banyak di temukan di daerah pesisir pantai dan melekat pada terumbu karang maupun batuan karang yang ada di sekitar pantai.
          
Menurut (Sulisetijono, 2009) alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus (uniselular dan multiselular), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya tersusun dari banyak sel .
Bagian-bagian rumput laut secara umum terdiri dari holdfast yaitu bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat dan thallus  yaitu bentuk-bentuk pertumbuhan rumput laut yang menyerupai percabangan. Tidak semua rumput laut bisa diketahui memiliki holdfast atau tidak. Rumput laut memperoleh atau menyerap makanannya melalui sel-sel yang terdapat pada thallusnya  (Juneidi, 2004).
Menurut (Tjitrosoepomo, 1998) Alga hijau (Chlorophyceae) termasuk  dalam divisi Chlorophyta. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan b, karotin dan xantofil, violasantin, dan lutein.  Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil  asimilasi berupa tepung dan lemak. Hasil asimilasi beberapa amilum, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin.
Menurut (Aslan, 1991) Caulerpa sp. termasuk ke dalam algae hijau (Chlorophyceae). Bentuk tubuh dari spesies ini adalah senositik. Alga jenis ini memiliki bentuk tubuh yang sangat spesifik karena menyerupai segerombolan buah anggur yang tumbuh pada tangkainya. Spesies mempunyai cabang utama yang berupa axis/stolon sehingga dimasukkan sebagai bangsa siphonales (stolon berbentuk seperti pipa). Holdfast yang terdapat menyebar di seluruh axis berfungsi untuk melekat pada substrat. Alga ini terdiri dari banyak spesies yang umumnya banyak dijumpai pada pantai yang memiliki rataan terumbu karang. Spesies ini tumbuh pada substrat karang mati, pasir yang berlumpur dan lumpur. Kebanyakan jenis ini tidak tahan terhadap kondisi kering, oleh karena itu tumbuh pada saat surut terendah yang masih tergenang air.
Thallus memiliki stolon besar (5cm) dengan perakaran yang juga relatif besar meruncing seperti paku. Ramuli timbul pada stolon yang bercabang dan memiliki bulatan-bulatan dengan ujung yang papak (rata) dan bertangkai, Tumbuh pada berbagai substrat dengan sebaran yang luas (Ciremai. 2008).
Menurut (Trono dan Fortes, 1988) Caulerpa genus milik Caulerpaceae Keluarga, Ordo Caulerpales di Divisi Chlorophyta. Semua perwakilan dari genus ini telah thalus terdiri dari panjang bercabang stolon horizontal yang menimbulkan rhizoids di sisi ventral untuk lampiran dan banyak bagian tegak sederhana atau bercabang yang berwarna hijau. Cabang-cabang tegak datang dalam berbagai bentuk, tergantung pada spesies, misalnya, tali berbentuk atau pisau-seperti dengan atau tanpa gigi atau duri di margin mereka, atau, ini laterals beruang determinate singkat (ramuli) dari berbagai bentuk, misalnya, gigi kasar, baik silinder branchlets (pinnules), clavate, bulat atau peltate branchlets.

Caulerpa sp. Susunan tubuhnya tubular yaitu talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang. Diding selnya mengandung xylan atau mannan. Bentuknya seperti rambut atau filament. Caulerpa sp bisa menghasilkan asam alginate sebagai bahan dasar kosmetik (Sulisetjono, 2009).

Caulerpa racemosa adalah satu dari berbagai spesies rumput laut yang tumbuh secara alami di perairan Indonesia. Caulerpa racemosa ditemukan tumbuh pada substrat koral atau pada pasir dan pecahan karang. Caulerpa racemosa bersifat edible atau dapat dikonsumsi manusia. Di Indonesia Caulerpa racemosa telah dimanfaatkan sebagai sayuran segar atau lalap, namun konsumennya masih terbatas pada keluarga nelayan atau masyarakat pesisir. Seperti tanaman lainnya, Caulerpa racemosa memproduksi metabolit primer dan sekunder. Metabolit sekunder adalah senyawa yang disintesis oleh tanaman sebagai respon terhadap rangsangan dari luar. Salah satu jenis metabolit sekunder adalah antioksidan. Tingkat produksi antioksidan sebagai metabolit sekunder merupakan fungsi genetik, lingkungan, dan kesehatan tanaman. Kehadiran senyawa antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, dan saat ini para ahli pangan banyak melakukan penelitian untuk mencari antioksidan alami (Fithriani dan Diini, 2009).
Menurut (Azizah, 2006) rumput laut dengan nama lokal Latoh (Caulerpa racemosa) merupakan makro alga hijau yang sering dimanfaatkan sebagai makanan bagi masyarakat sekitar pantai. Akan tetapi ketersediaannya masih dalam jumlah yang sangat terbatas dan musiman, karena masih tergantung dari alam dan belum dibudidayakan secara baik dan benar.
Di Indonesia Caulerpa sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dengan cara dimakan mentah sebagai lalapan atau sebagai sayur. Bahan makanan ini mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi sebagai sumber protein nabati, mineral maupun vitamin.telah menganalisa kandungan gizi beberapa jenis rumput laut. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa secara umum rumput laut mengandung air yang tinggi yaitu sekitar 80 - 90 %, protein 17 - 27 %, lemak 0.08 - 1.9 %, karbohidrat 39 - 50 %, serat 1.3 - 12.4 % dan abu 8.15 - 16.9 % (Azizah.2006).







3.3. Porphyra sp
  3.3.1 Gambar
  Gambar Pengamatan
Gambar Literatur

 








(Ceremai.2008).

3.3.2 Klasifikasi
            Kingdom Plantae
                        Divisio Rhodophyta
                                    Kelas Bangiophyceae
                                                Ordo Bangiales
                                                            Famili Bangiaceae
                                                                        Genus Porphyra
                                                                                    Spesies Porphyra sp.
                                                                                          (Aslan.1991).                                             


3.3.3 Pembahasan
            Pengamatan yang telah dilakukan mengenai berbagai macam makroalga yang terdapat di pantai selatan Kondang Merak Malang, khususnya pada spesies jenis Porphyra sp didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut : bahwasannya makroalga jenis Porhyra termasuk kedalam jenis alga merah (Rhodophyta) yang memiliki pigmen warna berupa klorofil klorofil a dan b dengan pigmen dominan merah (fikoeritrin) dan karotin. Porphyra sp ini memiliki bentuk tubuh (talus) hampir mirip dengan selada juga, namun pada Porphyra sp ini memiliki ukuran talus yang agak lebih panjang dan agak jarang, jika dibandingkan dengan Ulva lactuca, selain itu jika pada spesies Ulva Lactuca  memiliki warna talus hijau muda dan ada pula yang agak hijau tua, pada makroalga jenis Porphyara sp  ini memiliki warna talus merah kecoklatan, dikarenakan dia memiliki warna klorofil berupa klorofil a dan b, yang berbeda dengan klorofil yang dimiliki oleh Ulva lactuca. Selain itu, pada Porphyra sp  memiliki bentuk talus berupa lembaran dan tekstur yang dimiliki adalah licin dan tipis seperti kertas, namun pada bagian tepinya jika di raba akan terasa sedikit bergelombang dan agak kasar. Pada saat pengamatan juga ditemukan adanya holdfast pada  Porphyra sp  yaitu tempat dia menempel pada batuan karang atau substrat lain untuk bertahan hidup. Holdfast pada Porphyra sp terdapat pada bagian pangkal dari talusnya.
Pengamatan yang telah dilakukan pada spesies Porphyra sp ini berwarna talus hijau, bukan merah kecoklatan, dikarenakan, campuran zat-zat kimia yang telah dilakukan untuk membuat herbarium dari makroalga tersebut, namun jika kita melihat spesies yang asli yang masih berada pada habitat aslinya yaitu pada perairan laut, memiliki warna talus merah dan sedikit agak kecoklatan.
   Menurut (Sulisetijono, 2009) alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus (uniselular dan multiselular), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya tersusun dari banyak sel .
Rhodophyta Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak (multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan merah (fikoeritrin) dan karotin. Bentuk tubuh Rhodophyta menyerupai tumbuhan tinggi dan hidup di laut banyak dimanfaatkan manusia untuk bahan makanan agar-agar (Ciremai. 2008).               
Menurut (Tjitrosoepomo, 1998) Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang  juga lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofora  berbentuk  cakram  atau suatu lembaran, mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengadakan fluoresensi, yaitu fikoeritrin.
Menurut (Kimball.1999) Ciri khas Rhodophyta atau ganggang merah adalah memiliki pigmen berwarna merah (fikobilin) yang melimpah. Meskipun demikian beberapa Rhodophyta mempunyai warna agak hijau dan kecokelatan. Saat ini telah dikenal sekitar 2.500 jenis yang kebanyakan hidup di laut terutama daerah tropis. Rhodophyta tumbuh pada bebatuan di daerah pasang hingga di kedalaman mencapai 90 meter di bawah permukaan laut di mana gelombang cahaya tertentu dari sinar matahari masih mampu mencapainya. Talus Rhodophyta relatif besar, namun jarang yang panjangnya melebihi 90 cm. Beberapa jenis berbentuk filamen tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks yang bercabang-cabang menyerupai bulu atau pipih menyebar menyerupai pita.
Cara reproduksi ganggang merah secara vegetatif dengan membentuk spora dan secara generatif dengan anisogami. Gamet jantannya tidak memiliki flagela dan disebut spermatium. Adapun gamet betinanya berflagela, dan disebut karpogonium. Untuk kawin, gamet bergantung pada arus air. Banyak anggota Rhodophyta tubuhnya dilapisi kalsium karbonat, misalnya Coralina (Taylor. 1960).
 Menurut (Soeratman. 1999) Porphyra adalah alga cosmopolitan. Marga alga ini terdapat mulai dari perairan subtropik sampai daerah tropik. Alga ini dijumpai di daerah pasut  (litoral), tepatnya di atas daerah litoral. Alga ini hidup di atas batuan karang pada pantai yang terbuka serta bersalinitas tinggi.
Porphyra sp. adalah alga merah yang tumbuh di zona intertidal. Terdapat sekitar 60 jenis alga yang masuk dalam genus Porphyra. Rumput laut merah memiliki pigmen dominan fikoeretrin dan fikosianin yang menimbulkan warna merah, walaupun pada kenyataannya di alam menunjukkan variasi warna lain seperti hijau, ungu, dan coklat tua karena sifat adaptik kromatiknya. Indikasi rumput laut merah adalah apabila terjemur sinar matahari, akan berubah warna asalnya menjadi merah ungu, kemudian menjadi putih karena kehilangan pigmennya (Trono dan Fortes. 1988).
Sebagian besar ganggang merah, talus berupa pita filament bercabang. Namun beberapa spesies ada yang berbentuk lembaran, seperti Porphyra sp  atau berbentuk kerak, seperti Lithophyllum sementara sedikit seperti Porphyridium berbentuk sel tunggal (Rossidy. 2008).
Menurut (Nurdayat.2008) Porphyra sp. merupakan jenis rumput laut Indonesia yang memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan. Pemanfaatan rumput laut Porphyra sp. di Indonesia banyak ditemui di Laut Banda Ambon, perairan Serui Papua dan di Teluk Bitung namun selama ini pemanfaatannya hanya sebatas untuk dijadikan sayuran yang dikonsumsi oleh masyarakat sekitar perairan. Pemanfaatan Porphyra sp. sebenarnya dapat lebih dioptimalkan sebagai nori lembaran. Porphyra sp. yang terdapat di perairan Indonesia memiliki potensi sebagai bahan baku produk nori. Nori adalah nama dalam bahasa Jepang untuk bahan makanan berupa lembaran rumput laut yang dikeringkan. Nori digunakan sebagai hiasan dan penyedap berbagai macam masakan, lauk sewaktu makan nasi, dan bahan makanan ringan.
Orang Vietnam yang berada di bagian selatan hingga tengah seperti Khan Hoa, Quang Nam, Quang Ngai, Binh Dinh, dan lain-lain sudah sejak lama memanfaatkan rumput laut jenis Sargassum sp. dan Phorphyra sp sebagai sumber iodium pada campuran minuman yaitu pada teh yang berkhasiat medis (Susanto 2003).



Berbagai macam Divisi makroalga yang dipaparkan di atas sangatlah bermacam-macam jenis yang beraneka warna, rasa, bau, dan keistimewaannya, hal ini tak lain hanyalah berkat kekuasan Allah, seperti pada surat Al-Hajj ayat 5, Thaahaa ayat 53, dan Az-Zumar ayat 21 yang berbunyi:
ß`»oH÷q§9$# n?tã ĸöyèø9$# 3uqtGó$# ÇÎÈ  
Artinya:
(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy[Qs. Al-Hajj ayat 5 ]
Surat Al-Hajj ayat 5 menjelaskan bahwa tumbuh-tumbuhan itu dihidupkan atau ditumbuhkan oleh Allah dengan air. Artinya ada hubungan yang sangat erat antara air dengan tumbuhan. Interaksi yang terjalin antara tumbuhan dan air  adalah sebuah fenomena ekologis yang terdapat di alam. Yaitu interaksi antara organisme (tumbuhan) dengan lingkungannya (Rossidy, 2008).
            Ï%©!$# Ÿ@yèy_ ãNä3s9 uÚöF{$# #YôgtB y7n=yur öNä3s9 $pkŽÏù Wxç7ß tAtRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ÿ¾ÏmÎ/ %[`ºurør& `ÏiB ;N$t7¯R 4Ó®Lx© ÇÎÌÈ  
Artinya: yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam (Qs. Thaahaa ayat 53).
Surat Thaahaa ayat 53 menjelaskan bahwa bumi seluruhnya adalah bagian buat umat manusia di setiap masa dan zaman. Tuhan maha mengatur yang menjadikan bumi sebagai buaian telah membelah bumi bagi manusia agar menjadi jalan dan menurunkan air dari langit. Dari air hujan terbentuklah sungai-sungai dan airnya meluap seperti sungai Nil. Kemudian dengan air muncullah tumbuh-tumbuhan yang bervariasi jenisnya. Allah yang maha pengatur telah berkehendak agar tumbuh-tumbuhan memiliki  berbagai macam jenis sebagai mana mahluk hidup yang lain (Quthb, 2003).
öNs9r& ts? ¨br& ©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ¼çms3n=|¡sù yìÎ6»oYtƒ Îû ÇÚöF{$# ¢OèO ßl̍øƒä ¾ÏmÎ/ %Yæöy $¸ÿÎ=tGøƒC ¼çmçRºuqø9r& §NèO ßkŠÎgtƒ çm1uŽtIsù #vxÿóÁãB ¢OèO ¼ã&é#yèøgs $¸J»sÜãm 4 ¨bÎ) Îû šÏ9ºsŒ 3tø.Ï%s! Í<'rT{ É=»t7ø9F{$# ÇËÊÈ  
Artinya Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal(Qs. Az-Zumar ayat 21).
Surat  Az-Zumar ayat 21  menjelaskan bahwa Allah SWT mampu menurunkan air hujan dari langit kemudian memasukkan air tersebut ke dalam bumi dan menyimpannya disana yang nantinya akan menjadi mata air. Tanaman yang tumbuh menunjukkan kepada jenis yaitu tumbuhan yang bermacam-macam warnanya antara lain merah, coklat, kuning, dan hijau. Tafsir ini mengatakan pula bahwa tanaman yang tumbuh bermacam-macam warna diibaratkan dengan agama yang berbeda-beda yang saling mengungguli. Adapun orang-orang yang beriman, maka bertambahlah keimanannya. Adapun orang-orang yang mempunyai penyakit hatinya, maka hatinya mengering layaknya pohon kering. Demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal (Al-Qurthubi, 2009).


BAB  IV
PENUTUP

4.1  KESIMPULAN
               Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
a.      Ulva lactuca termasuk dalam Divisi Chlorophyta, kelas Chlorophyceae dengan ciri-ciri berwarna hijau, talus berupa lembaran tipis agak licin seperti kertas, lembarannya menyerupai selada, hidup berkoloni, melekat pada substrat dengan bantuan holdfast.
b.      Caulerpa racemosa termasuk dalam Divisi Cholrophyta, kelas Chlorophyceae dengan ciri-ciri berwarna hijau, berbentuk tubular dan menyerupai filament, di sepanjang filament tersebut terdapat bintil-bintil kecil, melekat pada substrat dengan bantuan holdfast yang terdapat pada bagian stolonnya.
c.       Porphyra sp. termasuk dalam Divisi Rhodophyta, kelas Rhodophyceae dengan ciri-ciri berwarna merah, namun lama-kalamaan berubah warna menjadi hijau, berupa lembaran tipis, bentuk talus berupa lembaran, hidup berkoloni dan memiliki holdfast untuk menempel pada substrat.

4.2  Saran
                     Alangkah lebih baiknya jika Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dilakukan hanya dengan cara mengamati dan mengambil gambar dari berbagai macam spesies makroalga yang ada di pantai selatan Kondang Merak tersebut, agar kita tetap memelihara keaneka ragaman hayati yang ada di pantai Kondang Merak, dengan cara membiarkan makroalga tersebut tumbuh dan berkembang biak, tanpa ada  pengambilan spesies untuk di jadikan herbarium (koleksi) dalam laboratorium. Seandainya di adakan pengambilan spesies yang ada, diharapkan pengambilan spesies tersebut bertujuan untuk di budidayakan dan dipelihara lebih lanjut.



Search "My MUSIC" in here

Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Buku Tamu

jamku

Kalender

Ikan Lucu...

Tequilas Flamejantes